Bismillahirrahmanirrahim...
-Syukur hari ini menjadi satu kejayaan buat manusia yg masih lagi menghirup udara Allah serta buat diri hambe,bahawa kita telah pun berjaya meneruskan pernafasan sejak kecil lagi. Tahniah, hambe ucapkan !
^^, kalau xde usaha nak bernafas, kita xkan berjaya hidup hari ini k...
-Keheningan malam yang dituip sepoi oleh sang bayu,, Ibrah Cafe hari ini dinikmati Menikmati air cocktail , dihidangi pula sepinggan chicken chop , diharumi lagi aroma black pepper , tiba terlintas disanubari nak berpuisi pula. Teringat akan sahabat. Jadi,, buat geng2 hambe,, moh kita hayati puisi ni jap..
Sahabat..
Mengapa bola hidupmu
dulunya bulat menggentel
sekarang kempis meleper?
Sahabat
bukan kubenci angin perubahan
keluar masuk
ke ruang udara identiti mu
tapi
cuma kalut aku
akan perbezaan itu
kalau sekalipun kuat melantun
atau kelesuan kaku terhampar
aku tetap aku
tidak menyepak menendangmu
kerana
bukan aku sang pemain
dan kita tetap bersahabat
selagi kau bernama bola
sama seperti aku
Takkan kupandang
terik kempismu !
Faham x??? haha
Ibrah yang hambe boleh kongsikan pada entry kali ini,,
-Tak kisah kawan kite mcam mana sekali perangai mereka, asal kita tidak melenting balik.
-Jangan la makan kawan, orang kate,, kawan x mau lawan..
-Kepada yang si kawan ni pula, terima hambe seadanya ok.. ^^
Jadilah sahabat yang Bijak persis Abu Bakar. Berani umpama Umar Al Khattab. Baik macam Usman Affan. Setia bak Ali Abu Talib...
InsyaALLAH..
Friday, 8 June 2012
Wednesday, 14 March 2012
Ibrah : Untuk Mu Kader Dakwah
Selalu, dalam sebuah peristiwa besar,
hanya sedikit orang yang menggerakkannya.
Merekalah pelaku sejarah.
Merekalah yang sadar akan skenario cerita.
Merekalah yang mampu melihat akhir sebuah proses.
Maka merekalah yang memutar biduk kehidupan.
Dan KITA adalah MEREKA!
Kita berbeda bukan karena kita lebih mulia.
Kita berbeda bukan karena kita lebih utama.
Kita berbeda karena perbedaan tersebut adalah pilihan,
dan kita telah memilih!
Apa yang kita pilih??
Kita memilih untuk bersama keimanan.
Kita memilih untuk berhimpun dalam ketaatan.
Kita memilih untuk bergerak dalam satu aturan.
Kita memilih Islam untuk kehidupan.
Kita memilih:
Allah Ghoyatuna,
Muhammad Qudwatuna,
Alquran Dusturuna, Al Jihaad Sabiiluna,
Al Mautu Fii Sabiilillah Asma Amaaniina.
Tingginya antusiasme masyarakat,
dari sekadar simpati, sampai menyatakan dukungannya terhadap partai dakwah, menandakan partai dakwah saat ini adalah sebuah kekuatan baru. Bukan (sekadar) kekuatan alternatif. Jika para pemegang kekuasaan itu tidak kuat-kuat memegang amanah karena orientasi/niat yang telah berubah, maka mulai saat itu fitnah telah terjadi pada kekuasaan. Kemenangan maupun kekalahan tidak identik dengan perencanaan. Terkadang kemenangan itu datangnya lebih cepat dari skenario yang kita rencanakan, begitu juga sebaliknya. Sehingga para kader dakwah jangan terlena dengan kondisi yang ada saat ini.
Waspada, dan berhati-hatilah!
Mereka yang memperturutkan hawa nafsunya telah digambarkan oleh Syaikh Ibnu Taimiyah, “Ia tertarik kepada kehormatan dan kepemimpinan, lalu ia suka kepada perkataan yang batil dan benci kepada perkataan yang benar. Ia diperbudak oleh orang yang memujinya walaupun pujian itu batil, sedangkan ia memusuhi orang yang mencelanya walaupun celaan itu benar.
Mereka menjalankan dakwah di atas budaya sloganistik, basa-basi bahasa dan mengikuti arus belaka. Dalam waktu yang sama pasti akan terjadi perpecahan internal, persaingan antar aktivis, dan pengkhianatan. Mereka justru menunggangi ummat walau berteriak, “Semua demi Ummat!”. Na’udzubillahimindzaalik…
Bukan bendera-bendera kecil berkibar yang akan memperkenalkan manusia pada dakwah. Bukan pula slogan-slogan kosong di mimbar-mimbar. Namun, gerak langkah dan setiap desiran jiwa yang dipenuhi dzikrullah nan bercahaya. Qudwah, Uswah, yang memesonakan setiap mata dan perlahan akan menarik mereka ke dalam dakwah laksana laron mengelilingi pelita.
Waspadai virus “narsist” hizb yang menjurus pada riya’ dan sombong.
Apakah tidak cukup Sejarah Perang Uhud menjadi pelajaran bagi kita?
Disorientasi tujuankah?
Sehingga ghanimah lebih menyilaukan mata?
Dengan kekuatan dan jumlah yang lebih besar dibanding Perang Badar?
Ataukah kita adalah salah satu dari pembangkang perintah Qiyadah dan Jama’ah?
Sehingga terkorbankan di medan laga. Mati sia-sia.
Jangan sampai sejarah Perang Uhud terulang kembali.
Kita berharap, kita adalah salah satu dari mereka yang tidak terlena dengan kilauan harta, tahta, dan wanita; tetap tho’at kepada Allah dan Rasulnya; dan senantiasa memegang teguh Asholah Dakwah.
“Allah telah menetapkan, Aku dan Rasul-Ku pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Al Mujadilah: 21)
ISTIQOMAH!
Ini adalah amanah Allah, amanah Ummat, dan Jama’ah.
Ketika ikhwah tidak istiqomah, walaupun ruhiyahnya tetap terjaga,
cepat atau lambat ia akan masuk perangkap
yang menjerumuskannya ke dalam jurang kesesatan.
Sebab,
fitnah-fitnah kekuasaan hadir ketika kita tidak lagi konsisten dengan yang diperjuangkan.
Kembali ke pangkuan tarbiyah…
Lets back to Asholah..!!
Bersiaplah untuk MENANG, dan tetap “WASPADA”!
hanya sedikit orang yang menggerakkannya.
Merekalah pelaku sejarah.
Merekalah yang sadar akan skenario cerita.
Merekalah yang mampu melihat akhir sebuah proses.
Maka merekalah yang memutar biduk kehidupan.
Dan KITA adalah MEREKA!
Kita berbeda bukan karena kita lebih mulia.
Kita berbeda bukan karena kita lebih utama.
Kita berbeda karena perbedaan tersebut adalah pilihan,
dan kita telah memilih!
Apa yang kita pilih??
Kita memilih untuk bersama keimanan.
Kita memilih untuk berhimpun dalam ketaatan.
Kita memilih untuk bergerak dalam satu aturan.
Kita memilih Islam untuk kehidupan.
Kita memilih:
Allah Ghoyatuna,
Muhammad Qudwatuna,
Alquran Dusturuna, Al Jihaad Sabiiluna,
Al Mautu Fii Sabiilillah Asma Amaaniina.
Tingginya antusiasme masyarakat,
dari sekadar simpati, sampai menyatakan dukungannya terhadap partai dakwah, menandakan partai dakwah saat ini adalah sebuah kekuatan baru. Bukan (sekadar) kekuatan alternatif. Jika para pemegang kekuasaan itu tidak kuat-kuat memegang amanah karena orientasi/niat yang telah berubah, maka mulai saat itu fitnah telah terjadi pada kekuasaan. Kemenangan maupun kekalahan tidak identik dengan perencanaan. Terkadang kemenangan itu datangnya lebih cepat dari skenario yang kita rencanakan, begitu juga sebaliknya. Sehingga para kader dakwah jangan terlena dengan kondisi yang ada saat ini.
Waspada, dan berhati-hatilah!
Mereka yang memperturutkan hawa nafsunya telah digambarkan oleh Syaikh Ibnu Taimiyah, “Ia tertarik kepada kehormatan dan kepemimpinan, lalu ia suka kepada perkataan yang batil dan benci kepada perkataan yang benar. Ia diperbudak oleh orang yang memujinya walaupun pujian itu batil, sedangkan ia memusuhi orang yang mencelanya walaupun celaan itu benar.
Mereka menjalankan dakwah di atas budaya sloganistik, basa-basi bahasa dan mengikuti arus belaka. Dalam waktu yang sama pasti akan terjadi perpecahan internal, persaingan antar aktivis, dan pengkhianatan. Mereka justru menunggangi ummat walau berteriak, “Semua demi Ummat!”. Na’udzubillahimindzaalik…
Bukan bendera-bendera kecil berkibar yang akan memperkenalkan manusia pada dakwah. Bukan pula slogan-slogan kosong di mimbar-mimbar. Namun, gerak langkah dan setiap desiran jiwa yang dipenuhi dzikrullah nan bercahaya. Qudwah, Uswah, yang memesonakan setiap mata dan perlahan akan menarik mereka ke dalam dakwah laksana laron mengelilingi pelita.
Waspadai virus “narsist” hizb yang menjurus pada riya’ dan sombong.
Apakah tidak cukup Sejarah Perang Uhud menjadi pelajaran bagi kita?
Disorientasi tujuankah?
Sehingga ghanimah lebih menyilaukan mata?
Dengan kekuatan dan jumlah yang lebih besar dibanding Perang Badar?
Ataukah kita adalah salah satu dari pembangkang perintah Qiyadah dan Jama’ah?
Sehingga terkorbankan di medan laga. Mati sia-sia.
Jangan sampai sejarah Perang Uhud terulang kembali.
Kita berharap, kita adalah salah satu dari mereka yang tidak terlena dengan kilauan harta, tahta, dan wanita; tetap tho’at kepada Allah dan Rasulnya; dan senantiasa memegang teguh Asholah Dakwah.
“Allah telah menetapkan, Aku dan Rasul-Ku pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Al Mujadilah: 21)
ISTIQOMAH!
Ini adalah amanah Allah, amanah Ummat, dan Jama’ah.
Ketika ikhwah tidak istiqomah, walaupun ruhiyahnya tetap terjaga,
cepat atau lambat ia akan masuk perangkap
yang menjerumuskannya ke dalam jurang kesesatan.
Sebab,
fitnah-fitnah kekuasaan hadir ketika kita tidak lagi konsisten dengan yang diperjuangkan.
Kembali ke pangkuan tarbiyah…
Lets back to Asholah..!!
Bersiaplah untuk MENANG, dan tetap “WASPADA”!
Wednesday, 25 January 2012
Kapitalis Si Penjajah !
Maafkan
kalau tulisan kali ini agak longgar dalam mengulas suatu topik yang agak
berat memandangkan ini merupakan percubaan pertama saya dalam mengupas
isu yg agak besar seperti ini. Maafkan saya juga anda topik ini bukanlah satu
topik favorite untuk di perkatakan berbanding cerita-cerita hiburan, gossip
artis dan sebagainya.
Well,
something that we need to know doesn't always the things that we like isn't it?
Apakah yang dimaksudkan dengan Kapitalis
(capitalism)?
Merujuk
kepada Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka Edisi 4:
1. orang (golongan) yg mempunyai modal (utk pelaburan dlm perniagaan, perusahaan, dsb); faham ~ kapitalisme; negara ~ negara yg menganut (berasaskan) kapitalisme; 2. orang yg menyokong kapitalisme.
1. orang (golongan) yg mempunyai modal (utk pelaburan dlm perniagaan, perusahaan, dsb); faham ~ kapitalisme; negara ~ negara yg menganut (berasaskan) kapitalisme; 2. orang yg menyokong kapitalisme.
Rasanya
semua dah tahu dan sedia maklum apa itu yang dikatakan KAPITALISME maka tak
perlulah saya ulas panjang lebar pasal ini. Namun kepada yang mungkin masih
belum faham atau samar-samar maka bolehlah di katakan dalam bahasa mudah bahawa
sistem kapitalis itu ialah satu bentuk pemerintahan baru dengan menjadikan
ekonomi sebagai senjata dimana ia dikuasai oleh beberapa individu yang kaya
memiliki kapital paling besar yang menyokong pasaran bebas, tanpa apa-apa
perancangan terpusat bagi merealisasikan impian 'mereka' untuk mewujudkan 'One
World Government'. Walaupun, secara zahir zahirnya nampak seperti
kebanyakan perusahaan gergasi tidak lagi dimiliki oleh seorang individu, namun
ianya masih digerakkan oleh pejabat perusahaan atau kerajaan sesuatu negara.
Dan mereka ini boleh melakukan apa sahaja. Ianya mula diperkenalkan di Eropah
setelah kejatuhan sistem Feudal dan kini menjadi amalan hampir setiap pelusuk
dunia menyaksikan bermulanya penindasan demi penindasan terhadap kaum miskin.
Seperti pada abad ke-17 dan ke-18 di Eropah, sebuah kelas pekerja yang tidak
memiliki tanah telah ditaklukkan kepada bentuk pengeksploitasian yang baru,
iaitu 'pekerjaan bergaji'.
Serangan ke atas Tauhid bermula
Sistem
yang sama juga digunakan sebagai senjata untuk melemahkan umat islam setelah
gagal memerangi umat islam dan tentera-tentera Salahuddin al-Ayyubi pada
peristiwa perang salib yang memakan masa ratusan tahun. Kemasukan British
ditanah melayu mula memperkenalkan sistem kapitalis dengan memperkenalkan
wang kertas dan skim gaji kepada imam-imam masjid sekali pandang nampak
sebagai satu usaha murni yang sangat positif tetapi sebenarnya menjadi satu
titik tolak dimana institusi agama sedikit demi sedikit jadi lemah dan terus
lemah sehingga pada satu tahap boleh mereka pijak-pijakkan tanpa perlu menggunakan
kaki mereka sendiri. Halusnya tipu-daya mereka ini mengingatkan saya kepada
tipu-daya Iblis pada "Kisah seorang Abid, Syaitan dan
sebatang pokok".
Ini
kerana mereka tahu sumber kekuatan orang islam. Mereka tahu kerana mereka
pernah berdepan dengannya beratus-ratus tahun dahulu dan mereka tidak mampu
menanganinya. Apa sumber kekuatan orang Islam? Iaitu iman yakin terhadap Allah
s.w.t. Jadi satu bentuk penjajahan baru dirancang lebih 700 tahun dahulu untuk
memerangi umat islam dari dalam dalam rangka menjadikan umat islam hari ini
seperti 'tapai'. Zahirnya sahaja nampak seperti ubi, tetapi bukan lagi
seperti ubi.
Ahli-ahli
agama (sebahagiannya) tidak lagi berani menegakkan yang Haq akibat tidak mampu
menanggung tekanan dari segi takut kehilangan pekerjaan, pangkat, mata
pencarian dan sebagainya secara tidak langsung menjadikan tujuan utama dalam
menegakkan agama Allah dan memperjuangkannya bukan lagi semata-mata kerana
Allah tetapi untuk mendapatkan 'gaji' bagi menyara keluarga adalah satu yang
lebih utama. Penyanyi-penyanyi nasyid (sebahagiannya) yang katanya berdakwah
melalui lagu berjuang memerangi cetak rompak. Video-video ceramah ustaz (sebahagiannya)
di letakkan notice "Dapatkan yang original dari pengedar SAH
sahaja" dan sebagainya. Sangat ironi bukan? Jika dakwah adalah tujuan
utama, apa bezanya mereka mendapatkan yg original ataupun yang cetak rompak?
Nah... inilah kesan penjajahan minda sistem kapitalis terhadap mentaliti umat
Islam akhir zaman apabila wang ringgit mengatasi segala sesuatu.
Daripada
Abu Hurairah ra. berkata:
Rasulullah
saw. hersabda;
"Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat darIpada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat). Allah swt. Berfirman kepada mereka, "Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)".
H.R Termizi
"Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat darIpada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat). Allah swt. Berfirman kepada mereka, "Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)".
H.R Termizi
Lafaz
yang sering kita dengar seperti "Zaman sekarang apa yang tak boleh beli
dengan duit?" merupakan salah satu produk hasil dari sistem kapitalis.
Dalam tak
sedar membuatkan kita kembali hidup dalam 'sistem kasta' apabila gelaran
dan pangkat diperkenalkan. Tidak kira kerani, pengurus, pengarah sehinggalah
menteri sekalipun mereka semua hanyalah merupakan boneka kepada invisible hands
yang menguasai dunia dengan kuasa ekonomi mereka. Lihat sahaja dulu di masa
semua matawang adalah kukuh. Tetapi Britain, pada tahun 1966 telah turunkan
nilai Pound British. Malaysia telah rugi banyak kerana simpanan (reserve) kita
adalah dalam matawang Pound. Pada satu masa Pound yang bernilai Ringgit
Malaysia 8.30 telah turun kepada Ringgit Malaysia 3.60. Lihat bagaimana
kapitalis memerintah malaysia tanpa mengira siapapun Perdana Menteri kita?
New World Order - One World Government
Pernahkah
anda tanya kenapa sistem wang kertas diperkenalkan? Dan kenapa kini dunia
cuba mengalihkan anda kepada 'watawang digital'? Online banking, Credit
Card, Paypal, electronic Cash, e-gold dan sebagainya meluaskan lagi penguasaan
'mereka' terhadap manusia. Jika dulu manusia bekerja untuk mereka bagi
mendapatkan 'kertas', kini lebih teruk apabila apa yang dikejarkan hanyalah
nilai-nilai digit digital yang langsung tak dapat nak dipegang. Segala rekod
dan transaksi di kontrol sepenuhnya oleh mereka membuatkan pengeksploitasian golongan-golongan
ini terhadap manusia jadi lebih mudah. Dengan 1 minit mereka boleh menjatuhkan
ekonomi sesebuh negara dengan 1 baris arahan pada sistem komputer membuahkan
negara tersebut berhutang beratus tahun dengan bank dunia. Sistem yang sama
membuatkan hampir kesemua umat islam kini tidak boleh lari dari terjerumus
kedalam riba'. Tidak akan ada seorang pun terkecuali!
Daripada Abu Hurairah r.a. berkata,
Rasulullah saw. Bersabda,
“Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang juga pun kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau ia tidak memakan secara langsung, ia akan terkena juga debu-debunya”.
Hadis Riwayat Ibnu Majah
Hadis sabda Rasulullah s.a.w. ini jelas di hadapan mata kita pada hari ini. Pinjaman rumah, pinjaman kereta, pinjaman motorsikal, pinjaman pendidikan, pinjaman peribadi dan bermacam lagi. Bagaimana jika ianya dibuat dengan sistem perbankan Islam atas nama persetujuan Mudharabah?
Daripada Abu Hurairah r.a. berkata,
Rasulullah saw. Bersabda,
“Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang juga pun kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau ia tidak memakan secara langsung, ia akan terkena juga debu-debunya”.
Hadis Riwayat Ibnu Majah
Hadis sabda Rasulullah s.a.w. ini jelas di hadapan mata kita pada hari ini. Pinjaman rumah, pinjaman kereta, pinjaman motorsikal, pinjaman pendidikan, pinjaman peribadi dan bermacam lagi. Bagaimana jika ianya dibuat dengan sistem perbankan Islam atas nama persetujuan Mudharabah?
Perbankan Islam
Teringat
saya pada statement seorang ustaz yang menjawab soalan dan memberikan penerangan
tentang isu Kad Kredit dan pinjaman bank dengan perbankan Islam di radio
IKIM beberapa hari lepas (kalau tak silap hari Rabu, 21 Sept), katanya
selepas menerangkan perihal 'pembelian dan penjualan semula saham' yang diguna
pakai; "...saya sendiri sebenarnya tak berapa selesa dengan perkara ini
tetapi saya menghormati kesepakatan ulamak dalam isu ini yang mengatakan
hukumnya adalah 'harus'.."
Setelah terjumpa dengan video ini, baru saya faham apa yang menyebabkan ustaz tersebut 'tidak selesa'.
Setelah terjumpa dengan video ini, baru saya faham apa yang menyebabkan ustaz tersebut 'tidak selesa'.
Namun terdapat
perbezaan pendapat dalam perkara ini dan saya sendiri tak menyarankan pembaca
untuk mengikut mana-mana pendapat kerana saya bukanlah ahli dalam bidang ini.
Rujuklah kepada yang lebih arif.
Kadar
Inflasi dan riba' pada sistem duit kertas (matawang kapitalis) membuatkan
manusia bekerja dengan lebih gigih dari sebelumnya bagi memastikan tahap
kehidupan yang lebih selesa. Kita akan terus-terusan mengejar dunia sehingga
leka dan terlupa bahawa kita juga perlu mencari bekalan untuk akhirat. Dan
sebagai 'jaminan' kita simpan pula wang kertas yang jerih kita kumpul dengan
bekerja siang dan malam untuknya kononnya untuk kegunaan waktu sesak dan bagi
mendapatkan sedikit faedah dari simpanan tersebut supaya dimasa akan datang
nilainya akan jadi lebih bertambah. Benarkah? Sedarkah anda bahawa kertas
yang kita simpan itu makin menyusut nilainya setiap tahun? Sedarkah anda dengan
menyimpan duit di bank sebenarnya anda makin rugi tak kira berapa besarpun
keuntungan yang dijanjikannya?
Saya bagi contoh. Jika tahun 2002 dahulu kita simpan RM10,000 dalam ASB. Dan katakanlah dari 2002 sampai 2011 keuntungan average adalah fix 10% (huih! tinggi kan? :)) menjadikan jumlah pelaburan anda dari RM10,000 menjadi Rm23,579 tanpa berbuat apa-apa! Wow! 9 tahun peram untung lebih dari RM13K! Nanti dulu... Benarkah anda untung RM13K?? SALAH! Sebenarnya anda rugi lebih dari separuh duit anda yang telah anda simpan 9 tahun yang lalu. Bagaimana ia boleh berlaku?
Pada tahun 2002 nilai 1 Ounce emas adalah Rm1,122/oz. Jadi dengan duit RM10,000 pada masa itu anda mampu memiliki hampir 9 ounce emas. Tatapi walaupun pada tahun 2011 nilai simpanan anda telah meningkat kepada RM23,500 lebih namun jumlah itu hanya mampu membeli tak lebih dari 4 ounce emas kerana nilai 1 ounce emas sekarang adalah RM5,858/oz. (Saya akan ulas lagi mengenai perkara ini secara lebih terperinci dalam artikel lain insyaAllah.)
Saya bagi contoh. Jika tahun 2002 dahulu kita simpan RM10,000 dalam ASB. Dan katakanlah dari 2002 sampai 2011 keuntungan average adalah fix 10% (huih! tinggi kan? :)) menjadikan jumlah pelaburan anda dari RM10,000 menjadi Rm23,579 tanpa berbuat apa-apa! Wow! 9 tahun peram untung lebih dari RM13K! Nanti dulu... Benarkah anda untung RM13K?? SALAH! Sebenarnya anda rugi lebih dari separuh duit anda yang telah anda simpan 9 tahun yang lalu. Bagaimana ia boleh berlaku?
Pada tahun 2002 nilai 1 Ounce emas adalah Rm1,122/oz. Jadi dengan duit RM10,000 pada masa itu anda mampu memiliki hampir 9 ounce emas. Tatapi walaupun pada tahun 2011 nilai simpanan anda telah meningkat kepada RM23,500 lebih namun jumlah itu hanya mampu membeli tak lebih dari 4 ounce emas kerana nilai 1 ounce emas sekarang adalah RM5,858/oz. (Saya akan ulas lagi mengenai perkara ini secara lebih terperinci dalam artikel lain insyaAllah.)
Kenapa
perbandingan perlu dibuat dengan emas? kenapa tak bandingkan dengan harga 1 tan
kelapa sawit? Sebab emas dan perak adalah wang yang paling stabil di dunia dan
tak pernah mengalami insflasi. Kerana itulah pada zaman Rasulullah s.a.w
seekor kambing harganya 1 Dinar, dan sehingga hari ini harga kambing masih lagi
1 Dinar seekor.
Jadi
jangan hairan mengapa kita rasa tak pernah cukup dengan rezeki yang kita dapat.
Masa gaji kita RM1000/bln kita rasa tak cukup. Kita kerja dengan lebih gigih
sampai dapat gaji RM2500/bln tetapi tetap tak cukup. Kita lipat gandakan usaha
sampai dapat gaji RM5000/bln tapi tetap juga tak cukup-cukup. Hakikatnya, Gaji RM5000
yang kita peroleh sekarang sama jer dengan gaji RM1000 pada 9 tahun yang lalu.
Itu belum lagi termasuk nilai 'cinta dunia' yang diterapkan oleh mereka
dalam memberikan definasi baru kepada 'kehidupan yang lebih sempurna' yang jauh
dari yang dianjurkan oleh islam dari segi kebendaan, cara hidup, fesyen dan
sebagainya membuatkan kita sentiasa merasa apa yang diusahakan tak pernah
cukup.
Dalam
sistem kapitalis, para pekerja semakin bergantung kepada pihak kapitalis yang
memiliki cara-cara pengeluaran seperti kilang-kilang dan pejabat-pejebat. Ia
menjadi semakin mustahil bagi pekerja untuk hidup secara bebas daripada
kapitalisme. Jika dia bekerja, dia menjadi ibarat sebuah jentera; jika dia
tidak bekerja, dia akan hidup dalam kemiskinan.
Morpheus: What is the Matrix? Control. The
Matrix is a computer-generated dream world built to keep us under control in
order to change a human being into this. [holds up a Duracell battery]
Neo: No, I don't believe it. It's not possible.
Morpheus: I didn't say it would be easy, Neo. I just said it would be the truth.
Neo: No, I don't believe it. It's not possible.
Morpheus: I didn't say it would be easy, Neo. I just said it would be the truth.
Kita
sering disudikan dengan penyataan "Dunia dan akhirat kenalah
seimbang... kalau kejar akhirat jer tapi dunia tak, tak boleh juga. kalau duduk
atas tikar sembahyang jer tapi tak kerja, macamana nak bagi anak bini
makan?". Tapi cuba tanya adakah benar usaha kita 'seimbang' antara
menyediakan bekal untuk dunia dan bekal untuk akhirat? Jika kita hendak bercuti
ke 2 tempat;
- Tempat A kita nak duduk 1 hari
- Tempat B kita nak duduk 2 minggu.
Agak-agak
baper lai baju yang kita bawak untuk ke tempat A dan baper beg pulak kita nak
packing untuk ke tempat B? Jika untuk ke dua-dua tempat kita peruntukkan RM500
untuk belanja adakah itu 'seimbang'? Apatah lagi jika bekal untuk dibawa ke
tempat A lebih dari untuk ketempat B kan pelik bunyinya? Sedangkan Rasulullah
s.a.w mengibaratkan kehidupan di dunia hanyalah umpama air yang membasahi jari
setelah dicelupkan kelautan sebaliknya air laut yang lainnya itulah akhirat.
Jika kita benar-benar faham ini, barulah kita tidak melabelkan orang yang
sembahyang sampai pecah-pecah tumit kaki dan lebam-lebam kepala sebagai
'fanatik'.
Dalam
surah Yunus ayat ke-45 Allah befirman: "Dan (ingatlah) masa Tuhan himpunkan
mereka (pada hari kiamat kelak), dengan keadaan mereka merasai seolah-olah
mereka tidak tinggal di dunia melainkan sekadar satu saat sahaja dari siang
hari."
Kita risaukan anak kita mewarisi kefakiran kita di masa akan datang lantas dengan itu kita berusaha bagai nak gila dalam menyiapkan mereka dengan ilmu dunia supaya suatu hari nanti mereka boleh menjadi seorang yang berpendidikan tinggi yang boleh memiliki pekerjaan bergaji besar seperti doktor, jurutera, dan sebagainya. Biar terpaksa berhutang berpuluh-puluh ribu dengan kerajaan. Kerisauan yang melampaui kerisauan kita dalam menyediakan anak-anak kita dengan bekalan yang cukup untuk dia kembali kepada penciptanya kelak yakni Allah s.w.t
Kita risaukan anak kita mewarisi kefakiran kita di masa akan datang lantas dengan itu kita berusaha bagai nak gila dalam menyiapkan mereka dengan ilmu dunia supaya suatu hari nanti mereka boleh menjadi seorang yang berpendidikan tinggi yang boleh memiliki pekerjaan bergaji besar seperti doktor, jurutera, dan sebagainya. Biar terpaksa berhutang berpuluh-puluh ribu dengan kerajaan. Kerisauan yang melampaui kerisauan kita dalam menyediakan anak-anak kita dengan bekalan yang cukup untuk dia kembali kepada penciptanya kelak yakni Allah s.w.t
Kapitalis akan dibela oleh orang Islam sendiri
Dalam
zaman ini jika seorang ayah mengeluarkan pendapat "Saya cadang bila
anak saya genap je umur 7 tahun, saya nak masukkan dia ke pondok tahfiz
jer..." pasti ia akan dipandang 'slack' oleh masyarakat. Bukan oleh
orang yahudi, bukan oleh orang kafir, tetapi dari ahli keluarganya dan saudara
seagamanya sendiri. Kerana mereka telah terkesan dengan sistem kapitalis yang
telah menjajah minda mereka sehingga merasakan jaminan Allah itu tak sehebat
jaminan keputusan peperiksaan SPM yang cemerlang. Si ayah ini pasti dilabelkan
sebagai kolot, tak berakal, tak waras, malah pasti ada yang melabelkan dia
sebagai seorang ayah yang kejam kerana 'menggadaikan' masa depan anaknya. Dan
bila dia menyatakan begitu, pasti akan dikatakan yang dia menolak dunia.
Kita
amalkan ayat seribu dinar. Kita gantung ayat seribu dinar pada premis dan dalam
rumah kita tapi kita tak faham yang sebenarnya ayat tersebut mengajar tentang
taqwa dan tawakkal. Kita kata kita yakin dengan janji Allah dalam ayat
tersebut yang mana 'Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, nescaya Allah
akan lepaskan ia dari masalah hidup Dan diberikannya rezeki dari sumber yang
tidak diduga.' tetapi hakikatnya kita tetap mengatakan "Kalau tak
sekolah, tak tak amik SPM, tak masuk university, nanti nak kerja apa? Camana
nanti nak survive?"
Dan pada
Abu Hurairah r.a. katanya:
Aku mendengar RasuIullah saw. bersabda,
"Umat ku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pernah menimpa umat-umat dahulu". Sahabat bertanya, "Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?" Nabi saw. menjawab, "Penyakit-penyakit itu ialah terlalu banyak seronok, terlalu mewah, menghimpun harta sebanyak mungkin, tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, saling memarahi, hasut menghasut sehingga jadi zalim menzalim".
H.R. Hakim
Aku mendengar RasuIullah saw. bersabda,
"Umat ku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pernah menimpa umat-umat dahulu". Sahabat bertanya, "Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?" Nabi saw. menjawab, "Penyakit-penyakit itu ialah terlalu banyak seronok, terlalu mewah, menghimpun harta sebanyak mungkin, tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, saling memarahi, hasut menghasut sehingga jadi zalim menzalim".
H.R. Hakim
Pendek
kata, kapitalisme melibatkan perubahan asas dalam hubungan-hubungan di antara
manusia, peralatan-peralatan pengeluaran dan bahan-bahan pengeluaran.” Oleh
kerana perubahan-perubahan asas ini, setiap aspek kehidupan manusia telah
diubah. Namun, perubahan- perubahan ini hanya dapat dilaksanakan melalui apa
yang Peter Linebaugh telah menamakan "serangan-serangan perundangan"
pada hujung abad ke-18 untuk memperdayakan kelas pekerja bahawa apa yang mereka
menghasilkan sebenarnya dimiliki oleh pihak kapitalis yang memiliki
kilang-kilang. Menjelang abad ke-19, pekerjaan bergaji telah menggantikan
kesemua bentuk pembayaran yang lain di Eropah dan kini boleh kata diseluruh
dunia.
Jika dilihat pada kasarnya, sistem kapitalisme telah memberikan sumbangan besar kepada tahap ketamadunan manusia seperti kejayaan-kejayaan teknologi seperti kejuruteraan genetik dan dunia Internet lantas menjadikan sistem kapitalis sebuah sistem sempurna, yang tidak lagi dapat diubahkan. Kerana itulah ia akan di bela oleh orang Islam itu sendiri dan jika ada orang yang menentangnya maka dia akan dikatakan gila.
Jika dilihat pada kasarnya, sistem kapitalisme telah memberikan sumbangan besar kepada tahap ketamadunan manusia seperti kejayaan-kejayaan teknologi seperti kejuruteraan genetik dan dunia Internet lantas menjadikan sistem kapitalis sebuah sistem sempurna, yang tidak lagi dapat diubahkan. Kerana itulah ia akan di bela oleh orang Islam itu sendiri dan jika ada orang yang menentangnya maka dia akan dikatakan gila.
Apa
pilihan yang kita ada? Sukar untuk saya sendiri jawab. Cuma, seperti yang
dikatakan oleh Sheikh Imran Hosein sekurang-kurangnya masih ada dalam hati-hati
kita kesedaran untuk bertaubat dan mengaku "Sesungguhnya kita telah
melakukan dosa (tanpa sengaja atau tanpa punya pilihan) kita kena taubat dan
banyak beristighfar dan kita perlu berusaha sedaya mungkin untuk keluar dari
belenggu riba' ini secepat mungkin" mungkin itu lebih baik dari kita
langsung tidak menyedarinya apatah lagi membelanya pula.
Kita
berdoa agar Allah s.w.t melihat kita dengan pandangan belas kasihan membantu
kita dalam usaha pencarian bagi memahami perkara ini dan melihat kita dengan
belas kasihan terhadap kita dan mengampunkan kita terhadap apa yang telah kita
lakukan sebelum ini dan melihat kita dengan belas dan membantu kita dalam usaha
untuk bebas dari fitnah-fitnah Dajjal ini.
Saturday, 7 January 2012
Ibrah : Gagak La !
In the name of Allah..
Ilham.. Bukan senang diperolehi. Bagi hambe, untuk perolehinya kita perlukan membaca.. Maka benarlah kata Murabbi hambe, masalah ahli jemaah ialah tidak membaca! Sudah kena tamrin, diberi lagi pengisian, duduk sebulat lagi dengan ahli usrah.. Tapi, disebabkan tiada ilmu, kita berasa tercenggang setiap kali apa yang di terima dalam majlis ilmu.
Bajet banyak ilmu ar..
Setakat dengar ceramah Ustaz Azhar Idrus jer mana cukup..
Setiap kalihambe bersama dalam majlis ilmu, pasti saja akan kedengaran mulut-mulut yang menembak terpedo kearah penceramah. Memang kita disarankan untuk bertanya, tapi kan, mahu kah kita di samakan dengan budak-budak ??
"Ayah , tu burung ape ?" tanya seorang anak kecil.
"Burung gagak" jawab ayahnya.
"Burung ape?"
"Burung gagak anakku"
"Burung ape ?"
"Burung gagak intan payungku"
Si anak kecil tadi, terus kebingungan. Tanyanya lagi, "Burung ape ?"
"Burung gagak la ! , burung gagak sayang !" jawab keras ayahnya.
"Dah senyap." Terkelu sebentar anak kecil tadi. Dia terus beredar.
Dengan ketiadaan ilmu, si anak kecil itu terus menerima sahaja ilmu dari bapanya, bahwa burung itu ialah burung Gagak Anakku, nama lain burung tu jugak, Gagak Intan Payungku.
....
Setelah beberapa hari kemudian, si anak kecil itu membelek-belek buku kamus bergambar yang dibeli oleh ibunya.
"Nah, baca buku ini. Ada banyak gambar didalamnya." kata si ibu.
"Wah, manyaknyer gambar. Cume ade kaler. Cantik cantik."
Pada bahagian gambar burung, si anak kecil terlihat burung gagak. Dia bertanya pada ibunya,
"Ibu ini burung Gagak Anakku kan ? "
"Bukan lah "
"Eh yeke. Haa, burung Gagak Intan Payungku kan ? "
"Gila sih kamu ! Itu burung Gagak la !"
Dengan marahnya, si anak terus menghukum ayahnya..
"Ayah salah, ni burung Gagak La la ayah !"
Ayahnya hanya tersenyum :) Pandai anakku.
Didalam kelas, semasa ketiadaan guru.
"Kawan2, ni ialah burung Gagak La. Mari kita mengeja bersama-sama. G.A.G.A.K L.A. Gagak La."
Kawan-kawan si anak kecil itu terus turut serta mengeja Gagak La.
Begitulah, lanjutan kisah ini sehingga ke alam dewasa. Kesilapan yang tidak disedari, semua orang boleh jadi salah faham. Entah macam mana la si anak kecil itu tadi.
Jadi, sahabat-sahabat sekalian. Hambe harapkan, semua dapat mengambil ibrah dari kisah ini. Aduyai, tension tul nak buat cerpen nih. Inilah akibatnya kalau kita tidak membaca !
Begitulah juga dalam berjemaah. Jangan taklid.
Wallahu alam
Ilham.. Bukan senang diperolehi. Bagi hambe, untuk perolehinya kita perlukan membaca.. Maka benarlah kata Murabbi hambe, masalah ahli jemaah ialah tidak membaca! Sudah kena tamrin, diberi lagi pengisian, duduk sebulat lagi dengan ahli usrah.. Tapi, disebabkan tiada ilmu, kita berasa tercenggang setiap kali apa yang di terima dalam majlis ilmu.
Bajet banyak ilmu ar..
Setakat dengar ceramah Ustaz Azhar Idrus jer mana cukup..
Setiap kalihambe bersama dalam majlis ilmu, pasti saja akan kedengaran mulut-mulut yang menembak terpedo kearah penceramah. Memang kita disarankan untuk bertanya, tapi kan, mahu kah kita di samakan dengan budak-budak ??
"Ayah , tu burung ape ?" tanya seorang anak kecil.
"Burung gagak" jawab ayahnya.
"Burung ape?"
"Burung gagak anakku"
"Burung ape ?"
"Burung gagak intan payungku"
Si anak kecil tadi, terus kebingungan. Tanyanya lagi, "Burung ape ?"
"Burung gagak la ! , burung gagak sayang !" jawab keras ayahnya.
"Dah senyap." Terkelu sebentar anak kecil tadi. Dia terus beredar.
Dengan ketiadaan ilmu, si anak kecil itu terus menerima sahaja ilmu dari bapanya, bahwa burung itu ialah burung Gagak Anakku, nama lain burung tu jugak, Gagak Intan Payungku.
....
Setelah beberapa hari kemudian, si anak kecil itu membelek-belek buku kamus bergambar yang dibeli oleh ibunya.
"Nah, baca buku ini. Ada banyak gambar didalamnya." kata si ibu.
"Wah, manyaknyer gambar. Cume ade kaler. Cantik cantik."
Pada bahagian gambar burung, si anak kecil terlihat burung gagak. Dia bertanya pada ibunya,
"Ibu ini burung Gagak Anakku kan ? "
"Bukan lah "
"Eh yeke. Haa, burung Gagak Intan Payungku kan ? "
"Gila sih kamu ! Itu burung Gagak la !"
Dengan marahnya, si anak terus menghukum ayahnya..
"Ayah salah, ni burung Gagak La la ayah !"
Ayahnya hanya tersenyum :) Pandai anakku.
Didalam kelas, semasa ketiadaan guru.
"Kawan2, ni ialah burung Gagak La. Mari kita mengeja bersama-sama. G.A.G.A.K L.A. Gagak La."
Kawan-kawan si anak kecil itu terus turut serta mengeja Gagak La.
Begitulah, lanjutan kisah ini sehingga ke alam dewasa. Kesilapan yang tidak disedari, semua orang boleh jadi salah faham. Entah macam mana la si anak kecil itu tadi.
Jadi, sahabat-sahabat sekalian. Hambe harapkan, semua dapat mengambil ibrah dari kisah ini. Aduyai, tension tul nak buat cerpen nih. Inilah akibatnya kalau kita tidak membaca !
Begitulah juga dalam berjemaah. Jangan taklid.
Wallahu alam
Subscribe to:
Posts (Atom)